Akibat Kenaikan Rokok 50 Ribu Per Bungkus

Rokok menurut sebagian kalangan dianggap tidak baik karena bisa menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya, namun sebenarnya bukan hanya rokok yang berakibat penyakit. Yang jadi pertanyaan kenapa hanya rokok yang selalu digencet dan dilarang-larang? Yang paling aneh dan unik lagi dokter juga banyak yang sebagai perokok, padahal yang pertama kali mengatakan rokok mengandung penyakit adalah dokter.

Dari fenomena dokter perokok saja sudah menjadi kontroversi, kalau tahu merokok membunuhmu kenapa dokternya merokok? Kalau masyarakat awam wajar saja merokok karena mereka hanya tahu merokok itu nikmat, dan masyarakat awam itulah yang selalu menjadi korban atas keputusan dokter bahwa rokok berbahaya.

Dan beberapa bulan ke depan rencananya pemerintah akan menaikkan cukai rokok yang pasti berakibat dengan kenaikan harga rokok, diperkirakan harga rokok akan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 50 ribu rupiah per bungkus dengan maksud mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Untuk memperkuat alasan menaikkan rokok menjadi 50 ribu dengan membandingkan harga rokok di luar negeri yang mencapai ratusan ribu rupiah per bungkus.

Inilah kemungkinan yang akan terjadi jika benar rokok naik menjadi 50 rupiah per bungkus:

1. Perokok akan menurun drastis namun pendapatan pemerintah dari cukai rokok akan naik serta pabrik rokok juga akan bertambah keuntungan dengan kenaikan harga (seperti harapan pemerintah), otomatis produksi rokok juga akan menurun dan karyawan pabrik akan di-PHK, akhirnya jumlah pengangguran akan naik, petani tembakau juga akan merosot jauh produksinya sehingga dikhawatirkan mereka akan mengalami kesulitan ekonomi. Apakah pemerintah akan bersedia menanggung dan menjamin kehidupan para petani tembakau dan karyawan yang di-PHK?.

2. Perokok tidak akan menurun karena sudah kecanduan dan akhirnya bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan lebih merasakan kesulitan ekonomi dan kemiskinan akan naik drastis, dikhawatirkan tindak kriminalitas juga akan naik, inilah sebenarnya yang paling berbahaya daripada bahaya merokok itu sendiri.

Mudah-mudahan pemerintah akan lebih bijak dalam membuat keputusan, efek sekecil apapun harus dipikirkan sebelum terjadi hal-hal yang lebih buruk yang sebenarnya hanya karena kekurang cermatan.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: