Belajar dari Kisah Nabi Musa dan Khidir
Populernya kisah Nabi Musa dan Khidir sudah banyak dibahas di berbagai hal seperti pengajian, forum, bahkan pembicaraan kecil seperti di warung kopi, karena kisah dari dua nabi ini memang sangat menarik untuk dibahas, kisah mereka yang mungkin bisa dikatakan pasti takkan pernah terjadi di masa yang lain apa lagi di jaman kita sekarang, sebenarnya kisah tersebut bukan sekedar kisah namun lebih kepada pembelajaran bagi kita yang mau berpikir, bagaimana tidak, kisah seperti itu tak bisa ditiru oleh siapa saja, namun hanya untuk perenungan sebenarnya ada makna apa di dalam kisah tersebut.
Nah itulah yang hendak kita bahas, tapi sebelum kita bahas lebih jauh tentang makna dari kisah itu, saya akan menekankan dulu kepada anda jangan sekali-kali beranggapan bahwa nabi Musa tidak lulus dalam berguru kepada nabi Khidir dalam kisah itu karena banyak dari orang-orang mengatakan bahwa nabi Musa tidak lulus berguru kepada nabi Khidir. Kisah itu memang seakan-akan nabi Musa tidak lulus tapi karena itulah kisah itu sampai kepada kita sekarang. Jika nabi Musa tidak bertanya tentang apa yang dilakukan nabi Khidir saat itu tentu tak ada yang bisa kita jadikan pelajaran untuk saat ini, dan jika nabi Musa tak bertanya tak ada alasan nabi Khidir untuk menyuruh nabi Musa pergi, padahal Musa sebagai nabi dan rasul masih harus melakukan perjuangan yang sangat berat pada masa itu.
Nabi Khidir yang mempunyai mukjizat yang sangat luar biasa tentang membaca situasi dan masa depan itulah yang menonjol dari kisah itu, coba anda pikir seandainya nabi Musa tak bertanya tentang maksud nabi Khidir melakukan hal-hal itu tentu kita hanya akan menganggap bahwa nabi Khidir membunuh anak kecil, merusak kapal dan mendirikan tembok, tentu selamanya akan terjadi kontroversi dan tak tahu apa makna di balik perbuatan nabi Khidir tersebut, maka karena Musa bertanya akhirnya menjadi terang-benderanglah persoalan itu. Itu sebabnya saya tak pernah menganggap kalau nabi Musa tidak lulus berguru kepada nabi Khidir. Dan memang tiga pelajaran itulah yang akan diberikan oleh Tuhan kepada Musa lewat nabi Khidir. Walaupun nabi Khidir berjanji akan menjelaskan semuanya kepada Musa namun pasti tidak tak akan selengkap itu kalau Musa tak bertanya.
Perbuatan nabi Khidir yang pertama adalah beliau merusak sebuah kapal, makna sebenarnya dari merusak kapal itu karena jika kapal itu tidak rusak maka kapal itu akan dirampas oleh perampok, dengan rusaknya kapal tersebut maka selamatlah kapal milik nelayan itu dari rampokan, dan jika kapal itu tidak rusak maka nelayan itu akan kehilangan yang menjadi tumpuan hidupnya.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari rusaknya kapal itu adalah kita tak perlu putus asa dengan ketidak sempurnaan yang kita miliki, mungkin di balik kekurangan itu kita bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari itu asal kita terus berusaha untuk memperbaiki semua kekurangan kita. Contoh saja misal anda tak mempunyai kekurangan tentu anda tak bisa merasakan apa yang dirasa oleh orang yang kurang, jadi kekurangan itu sendiri harus kita jadikan sebagai motivasi untuk maju. Mungkin dari anda ada yang beranggapan kalau contoh dari saya ini tak ada kolerasinya dengan kisah nabi Khidir merusak kapal, namun sebenarnya yang saya maksud itu kekurangan (rusaknya kapal) bukan menjadi kehancuran, namun ada hikmah di balik itu.
Perbuatan nabi Khidir yang kedua adalah membunuh anak kecil, makna sebenarnya itu adalah jika anak kecil itu kelak menjadi besar akan menyebabkan orang tuanya yang shaleh akan menjadi sesat dan kufur, sehingga kematian anak kecil itu adalah sebaik-baiknya keadaan bagi orang tuanya yang shaleh tersebut.
Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah itu adalah kita hendaknya tak perlu meratapi apapun yang kita sayangi misal anak, saudara, suami, istri, ataupun benda berharga yang kita miliki karena semua itu menjadi misteri bagi kehidupan kita, kenapa misteri? karena jelas kita tak bisa untuk melihat sesuatu yang kita cintai dan sayangi itu benar-benar baik untuk kita atau tidak, seperti yang ada di dalam Al-Qur'an bahwa sesuatu yang kita cintai belum tentu baik untuk kita, makanya kisah nabi Khidir itu menceritakan anak yang dicintai orang tuanya yang shaleh itu sebenarnya buruk untuk orang tuanya, makanya nabi Khidir membunuhnya.
Perbuatan nabi Khidir yang ketiga adalah menegakkan tembok agar tidak roboh, makna sebenarnya karena tembok itu milik anak yatim yang sudah ditinggal orang tuanya yang kaya raya, karena dikhawatirkan jika tembok itu roboh harta yang ada di dalamnya akan menjadi rebutan orang yang tidak berhak dan anak yatim yang masih kecil itu tidak kebagian.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah kita harus selalu waspada dan segera memperbaiki kerusakan sekecil apapun agar tidak sampai parah, sebab jika ada kerusakan yang sangat parah tentu tak ada yang bisa kita harapkan lagi dari keadaan itu, makanya kita harus selalu cermat dalam menyikapi hal yang terasa ada yang kurang sehingga akan mudah mengatasinya sebelum terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kesimpulan dari kisah Nabi Musa dan Khidir ini adalah kita harus selalu mengantisipasi segala sesuatu agar tak menjadi buruk bagi kita ke depan, sehingga hari depan kita akan menjadi lebih baik lagi. Walaupun kegagalan dan kekurangan yang kita miliki itu sangat mengganggu kita, namun kita tak boleh berkecil hati dan menjadikan semua itu sebagai motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih baik di masa depan.
Sebenarnya masih banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kisah nabi Musa dan Khidir ini, namun untuk kali ini saya rasa cukup, untuk membedah lagi pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini mungkin di artikel saya yang akan datang.
0 Response to "Belajar dari Kisah Nabi Musa dan Khidir"
Post a Comment