Benarkah Ahok Menghina Al-Qur'an?
Menjelang pilkada DKI Jakarta situasi politik di Ibukota semakin panas, para calon dan pendukung calon mulai gencar menarik simpati rakyat, rakyat yang sehari-harinya biasa hidup sederhana dan cenderung susah kini bak seorang gadis cantik yang menjadi rebutan jejaka-jejaka, namun seperti yang sudah-sudah sang gadis cantik itu pun tercampakkan sebelum merasakan bulan madu yang indah bersama jejaka pilihannya.
Tak hanya menarik simpati rakyat, para calon dan pendukung calon pun akan saling jegal dan menjatuhkan lawan yang menjadi saingannya, apapun akan dilakukan demi keberhasilan tujuannya, isu sara, kampanye negatif, kebohongan, kecurangan, mengkondisikan diri sebagai yang terzalimi akan selalu mewarnai proses pilkada. Semua pihak akan melakukan hal yang sama, tak ada yang benar-benar bersih dari kecurangan, semuanya akan dilakukan demi menduduki kursi gubernur.
Dan sekarang yang sedang ramai kabar tentang gubernur incumbent dituduh menghina Al-Qur'an, dalam sebuah pidato Ahok menyebut surat Al Maidah ayat 51 dan akhirnya membuat ramai, keseleo lidah semacam ini akan membuat lawan politik semakin gencar menyerang dan pasti akan digunakan sebagai senjata untuk menjungkalkan lawan. Ahok pun sudah melakukan klarifikasi bahwa dia tidak bermaksud menghina ayat Al-Qur'an.
Mungkin Ahok memang tak bermaksud menghina Al-Qur'an, paling tidak dia berharap ucapannya itu tak dianggap sebagai sebuah penghinaan terhadap Al-Qur'an. Tapi lidah sudah terlanjur mengucapkan hal yang sekarang menjadi berita panas itu, mau tak mau Ahok harus menghadapi apa yang sekarang dituduhkan oleh umat Islam tersebut. Dan ini akan semakin berat untuk Ahok karena lawan politik sudah siap untuk menghantam dan menjungkalkannya.
MUI sendiri dikabarkan sudah melaporkan Ahok kepada polisi atas ucapannya tersebut, dan polisi pasti akan sedikit berpikir keras untuk memproses Ahok, sebab sudah banyak diketahui bahwa di belakang Ahok berdiri banyak pemodal besar untuk meluluskan Ahok menjadi DKI1. Perlu diketahui Ahok adalah sosok yang akan digunakan oleh kelompok tertentu untuk menduduki RI1 atau presiden Indonesia.
Skemanya begini, tujuan utama dari kelompok tersebut adalah Ahok menjadi RI1 tahun 2019, namun pemilik modal ini merasa dengan cara apapun Ahok tak akan bisa untuk menjadi presiden, karena dia etnis Tionghoa dan Kristen agamanya, jadi sebesar apapun dana yang dikeluarkan tak akan mampu mengantarkan Ahok ke kursi Presiden RI, maka untuk mencapai tujuannya tersebut Ahok pun perlu kereta kencana untuk bisa mencapai kursi presiden.
Maka dibuatlah kartun yang sebenarnya adalah sebagai kereta kencana untuk Ahok menggapai Istana, kartun ini mulai dihembuskan dengan dana super besar ke semua media sekitar tahun 2010-2011, semua media pun sudah tak bisa berpikir sehat lagi karena gelontoran dana yang super besar tersebut, sehingga kartun ini bisa terlihat bukan kartun lagi namun sudah menjadi seperti sosok pahlawan dan pembaharu.
Dengan sudah terciptanya kereta kencana tersebut yang sebenarnya hanyalah kartun yang dipoles media akhirnya Ahok pun melenggang tanpa halangan apa pun ke DKI2 di tahun 2012. Jika di tahun 2012 itu pemilik modal besar memaksakan mengusung Ahok tanpa kereta kencana sudah bisa dipastikan Ahok akan terjungkal tanpa perlawanan yang berarti dan akan membuat rencana mereka hancur berantakan, sebab di saat itu siapa sih yang mengenal nama Ahok, dia hanya mantan bupati Belitung Timur.
Dan sekarang Ahok sedang terkena masalah dengan adanya pidato tersebut, mungkinkah Ahok akan bisa lolos dari serangan lawan politiknya? Ataukah ucapan tersebut akan membuat rencana mereka para pemilik modal besar itu hancur total? Jika akhirnya Ahok gagal menjadi presiden RI maka hancurlah rencana besar dengan dana super besar tersebut. Kita tunggu saja sampai tahun depan.
Bagi yang belum menonton video Ahok tersebut bisa melihat cuplikannya saat Ahok mengucapkan kalimat yang dianggap menghina Al-Qur'an tersebut di bawah ini.
Maaf video telah dihapus dari youtube.
0 Response to "Benarkah Ahok Menghina Al-Qur'an?"
Post a Comment